Subscribe:

Ads 468x60px

Pages

12 Nov 2012

Berharap, Percaya, Menerima, dan Bersyukur

  • i

Meminta apa yang kita inginkan kepada Semesta adalah kesempatan untuk menjelaskan apa yang kita inginkan kepada diri sendiri. Ketika permintaan itu menjadi jelas di benak, kita sudah memintanya. Percaya melibatkan bertindak, berbicara, dan berpikir seakan-akan kita sudah menerima apa yang kita minta. Ketika kita memancarkan frekuensi menerima, hukum tarik-menarik akan menggerakkan orang, peristiwa, dan situasi kepada kita untuk menerima.
Sepenggal kalimat dari ringkasan buku Secret yang ditulis oleh Rhonda Byrne itu mengilhami saya dan membuat saya percaya bahwa proses penciptaan membantu kita menciptakan apa yang kita inginkan dalam tiga langkah sederhana yaitu meminta, percaya, dan menerima.
Kisah ini saya alami ketika hendak melahirkan anak bungsu saya. Saya percaya bahwa saya dan bayi yang akan saya lahirkan sehat. Saya percaya saya akan melahirkan bayi saya secara normal dan sehat. Namun, suatu ketika ibu bidan mengatakan bahwa kepala bayi tidak sesuai waktunya. Masih jauh dari jalan lahir padahal perkiraan kelahiran tinggal beberapa minggu saja. Bu bidan sudah memberi keterangan kemungkinan bayi terlilit tali pusat dan bila sudah waktunya tidak lahir juga, maka akan dikirim ke rumah sakit untuk dilahirkan secara caesar.
Seminggu sebelum tanggal perkiraan kelahiran saya sudah berada di rumah. Ketika seminggu setelah tanggal perkiraan kelahiran, bayi saya masih betah di dalam perut, bidan mulai khawatir. Ia sudah memberikan ultimatum bila dalam 2 minggu ke depan belum lahir juga, maka akan dikirim ke rumah sakit untuk operasi.
Saya tetap bertahan untuk dapat melahirkan normal, hingga saya memberi keyakinan kepada bu bidan bahwa saya akan melahirkan awal bulan depan, yang kebetulan adalah bulan kelahiran dua anak pertama saya. Sejak itu hari-hari saya dipenuhi oleh doa, doa, doa, dan berbicara kepada janin agar membantu saya untuk dapat melahirkan secara normal. Setelah itu saya pasrah apa pun yang akan terjadi.
Akhirnya, saya bersyukur ketika si jabang bayi pun lahir dengan selamat di bulan berikutnya sesuai dengan yang saya minta dalam doa. Janin memang terlilit tali pusar bukan hanya di leher, seperti biasanya, tapi juga di sekujur tubuhnya, yang secara medis tidak mungkin dilahirkan secara normal. Di tempat lain, kira-kira 1 km jauhnya dari rumah saya, rupanya Ibu saya juga berdoa, meminta agar saya bisa melahirkan secara normal di bulan berikutnya. Sumber

Bayaran Karena Bersikap Baik

  • i

Selama bertahun-tahun, Walter Swords setia mengunjungi rumah makan di sebuah kota kecil Texas. Namun ia dikenal sebagai si bengal. Bermulut "kotor", menampakkan muka bermusuhan, dan suka pilah-pilih.
Melina Salazar adalah pelayan rumah makan yang setia menunggu menunggu Swords setiap kali makan malam di restoran. Meskipun sakit hati karena tindakan dan omongan Swords, namun Salazar selalu melayani Swords dengan hati riang. Ia selalu memastikan makanan yang tersaji panas dan cara penyajian yang disukai Swords. Senyumnya selalu tersedia setiap kali Swords memesan.
Suatu hari, Salazar menyadari kalau Swords sudah beberapa hari tidak muncul di rumah makannya. Ia baru mengetahui penyebabnya setelah membaca berita obituari di koran. Oh, ternyata Walter Swords telah meninggal.
Beberapa bulan kemudian, Salazar diberitahu bahwa mantan pelanggannya itu telah mewariskan AS$ 50.000 dan mobilnya kepada Salazar. Tentu saja hal ini mengejutkan Salazar. Juga orang-orang yang mengenal Swords. Mereka tidak menyangka bahwa di balik muka dan sikap tak ramah Swords tersimpan hati yang murah.
Apakah ada yang aneh dari cerita itu?
Sebenarnya tidak sebab kita semua memiliki potensi untuk bersikap baik. Termasuk Swords yang tidak disukai banyak orang karena sikap dan omongannya itu. Kita memiliki berbagai cara untuk mengekspresikan kebaikan kita: dengan senyuman, sentuhan, atau kata-kata dukungan di saat-saat sulit.
Salazar memberi contoh bahwa dia tidak terbawa emosi saat meladeni Swords. Ia tetap baik dan itu menyentuh relung hati Swords. Setiap kebaikan pasti akan berbalas. Sumber

Kisah tentang Sungai di Gurun

  • i

Dasar dalam mencapai kebebasan adalah penderitaan yang membawa kesadaran. Seperti kisah yang ditulis oleh Anthony de Mello dalam The Prayer of The Frogberikut ini.
Seorang pengembara yang tersesat di gurun sudah tidak mempunyai harapan lagi untuk menemukan air. Ia berusaha naik ke bukit yang satu, kemudian yang lain, dan lain lagi dengan harapan dapat melihat aliran air. Ia terus melihat ke mana-mana, namun tidak berhasil.
Ketika ia berjalan maju tertatih-tatih, kakinya terjerat pada suatu semak kering. Ia jatuh ke tanah. Di sana ia terbaring, tanpa tenaga untuk bangkit lagi tanpa keinginan untuk meneruskan usahanya dan tanpa harapan akan dapat lepas dari siksaan ini.
Ketika ia terbaring, tanpa ada yang menolong dan tanpa harapan, tiba-tiba ia menjadi sadar akan keheningan gurun. Di setiap penjuru yang ada adalah ketenangan yang tak terganggu oleh suara sehalus apa pun. Tiba-tiba ia mengangkat kepalanya. Ia mendengar sesuatu. Sesuatu yang begitu lembut yang hanya dapat didengar oleh telinga yang sangat tajam dalam keheningan yang sangat dalam: suara air yang mengalir.
Didorong oleh harapan bahwa suara itu muncul dalam dirinya, ia bangkit dan terus bergerak sampai ia tiba di suatu aliran sungai yang airnya segar dan sejuk. Sumber

Hadiah yang Berlimpah

  • i

Josh menghabiskan liburannya dengan bekerja amal di perumahan negara-negara terbelakang. Selama satu proyek, beberapa anak dari desa setempat terus mengunjungi perkemahan di tempat para relawan tinggal. Salah satu anak laki-laki, Obioma, sangat menyenangkan para pekerja. Dia selalu ceria, dan selalu bersemangat untuk membantu dengan cara apa pun yang dia bisa.
Josh menyadari, Obioma mengenakan kemeja lusuh yang sama setiap hari. Jadi, ketika mereka menerima sumbangan pakaian dari gereja, Josh menggeledah kotak hingga ia menemuka tiga kemeja “baru” untuk Obioma. Meskipun terlihat besar untuk anak itu, tapi Obioma pasti akan tumbuh besar hingga baju itu pun muat.
Josh memberi Obioma pakaian itu. Sebagai imbalannya, Obioma memberi Josh pelukan dan senyum lebar. Lalu ia pergi.
Keesokan harinya, Josh melihat kemeja yang baru saja diberikannya kepada Obioma dipakai oleh dua anak laki-laki yang lebih besar. Josh mulai khawatir bagaimana mungkin terjadi. Ketika akhirnya ia melihat anak kecil itu, ia berkata, “Baju itu kuberikan kepadamu, Obioma, supaya kamu punya baju ganti.”
Anak itu menjawab, “Tapi Pak Josh, Anda memberi saya begitu banyak!”
Saat itulah Josh menyadari bahwa tidak perlu memberi terlalu banyak untuk berbagi. Hanya hati dan pikiran harus cukup terbuka untuk melihat kebutuhan orang lain. Sumber

Sinergi Memberi dan Menerima

  • i

Aristoteles dalam konsepzoon politicon mengungkapkan bahwa manusia senantiasa berinteraksi dan hidup bermasyarakat. Dalam lingkup masyarakat itu pula terjadi saling keterkaitan yakni menumbuhkan suatu ketergantungan yang saling membutuhkan satu sama lain.
Memahami lebih lanjut makna di atas, keberadaan  dua danau di daerah Timur Tengah, Danau Galilea atau Tiberia dan Laut Mati dapat member kita pelajaran. Jarak keduanya tak begitu jauh, karena terdapat Sungai Yordan menjadi penghubung keduanya.
Danau Tiberia merupakan salah satu danau air tawar untuk tujuan wisata yang telah terkenal sejak dahulu. Danau yang memiliki ragam kehidupan melimpah, mulai dari flora dan binatang laut seperti plankton dan ikan tilapia. Sepanjang bibir danau pun tampak hijau dan merupakan sumber kehidupan bagi kehidupan lain. Kini puluhan hotel mewah telah berjejer di barisan pegunungan Golan tersebut.
Kondisi ini tampak berbeda 180° dengan Laut Mati. Layaknya nama yang dilekatkan pada danau ini, tiada biota air di danau ini. Bibir danau pun berupa bebatuan tanpa ada kehidupan pepohonan. Tak lain karena danau ini memiliki kandungan kadar garam yang sangat tinggi, bahkan berlipat melebihi kadar garam lautan. Kandungan garam tinggi ini karena memang dahulu terjadi retakan pada dasar lembah dan kemudian terisi oleh resapan air laut yang terjebak dan mengalami evaporasi terus-menerus.
Namun orang bijak mengatakan, perbedaan ini terletak pada aktivitas yang dilakukan oleh kedua danau tersebut. Danau Galilea menjadi muara bagi Sungan Yordan Atas, dan menjadi hulu bagi Sungai Yordan Bawah. Ia memberi dan menerima, tak hanya menampung namun juga mengalirkan. Lain halnya Laut Mati hanya menjadi muara bagi Sungai Yordan Bawah, ia hanya menerima tanpa memberi.
Danau Tiberias memberikan pelajaran sebagai danau yang memberi dan menerima air memberi kehidupan melimpah di sekitarnya, justru ia menjadi sumber kehidupan. Berbeda dengan Laut Mati yang hanya menerima, tanpa memberi ia tak menjadi sumber kehidupan bagi makhluk lain.
Demikian pula dalam kehidupan manusia, kodrat manusia sebagai zoon politicon membawanya pada interaksi dalam masyarakat melalui sinergi antara member dan menerima, keduanya haruslah seimbang sehingga menjadi sumber kehidupan bagi manusia di sekitarnya.
Sudahkah Anda bersinergi layaknya Danau Galilea? Sumber

Buatlah Emas dalam Kehidupanmu

  • i

Anda memiliki sebuah gagasan tentang sesuatu yang ingin Anda lakukan – sesuatu yang ingin Anda mulai -  tetapi Anda merasa benar-benar tidak memiliki pengetahuan untuk melakukannya? Tampaknya masalah seperti ini banyak dan sering kita alami. Kita hanya merasa tidak bisa melakukan apa pun yang kita bayangkan.
Mungkin karena kita merasa sudah begitu banyak orang melakukan segala hal untuk diri mereka sendiri – seperti membutuhkan selimut untuk tetap hangat saat kedinginan, maka seseorang harus membuatnya. Perlu pagar untuk menjaga hewan peliharaan keluar dari kebun, seseorang harus membuatnya.
Kemajuan teknologi telah membuat jalan hidup kita lebih mudah. Ini membuat seolah-olah kita telah kehilangan kemampuan untuk percaya pada diri sendiri dan tidak lagi menyadari bahwa masing-masing dari kita memiliki kecerdikan dan kreativitas untuk memecahkan masalah kita sendiri.
Ingatlah, tidak ada yang lebih memuaskan dibanding merencanakan sesuatu dan bekerja untuk membuatnya dengan kedua tangan kita sendiri, menggunakan keterampilan dan bakat kita untuk kemudian duduk dan menikmati hasil kerja sebelum melanjutkan ke usaha lain.  Untuk menginspirasi, tataplah Anda kembali di cermin, katakan dan dengarkan kata-kata “Saya bisa”. Sumber

Nikmat Tak Harus Mahal

  • i

Orang biasa dikenal dapat membangun kehidupan yang kaya untuk diri mereka sendiri dan orang lain, dengan miliknya yang sangat sedikit. Kira-kira seperti itu kisah yang dituturkan Antony de Mello dalamThe Prayer of The Frog berikut ini.
Di Jepang ada sekelompok orang-orang tua yang berkumpul untuk minum teh sambil bertukar cerita. Salah satu minat mereka adalah mencari berbagai jenis teh yang mahal dan membuat ramuan baru yang memuaskan cita rasa mereka.
Ketika tiba giliran anggota tertua untuk menjamu anggota yang lain, ia menghidangkan teh dengan upacara yang paling besar, dengan menghitung lembar-lembar teh dari wadah terbuat dari emas. Semua orang sangat memuji teh itu dan ingin tahu ramuan macam apa yang ia buat sampai akhirnya memberi rasa istimewa.
Orang tua itu tertawa dan berkata, “Teh yang menurut tuan-tuan sangat istimewa rasanya adalah teh yang diminum oleh para petani di perkebunan saya. Hal-hal yang paling baik dalam kehidupan bukanlah hal yang mahal dan sulit ditemukan.” Sumber

Jangan Batasi Diri

  • i

Marvin Pipkin adalah seorang insinyur legendaris di General Electric (GE). Ketika pertama kali ia mulai bekerja di GE, beberapa insinyur membuat lelucon atas dirinya. Mereka memberi julukan kepada Pipkin sebagai sosok yang mencari solusi untuk “membekukan” cahaya lampu listrik dari dalam. Ini cikal bakal lampu pijar yang filamennya bisa bertahan lama karena proses pengabutan di dalam bola lampu.
Di mata para insinyur lain, persoalan "membekukan" cahaya lampu listik dari dalam merupakan tugas yang mustahil. Makanya, mereka antusias menunggu apakah Pipkin bisa melakukan hal itu.
Pipkin tidak mengetahui bahwa tugas itu sebenarnya tugas yang tidak mungkin. Toh ia tetap bekerja dengan baik. Dengan tekun segala cara dicobanya. Gagal satu dijawab dengan usaha dua kali.
Sampai akhirnya, ia tidak hanya menemukan cara untuk "membekukan" bola lampu dari dalam. Namun ia juga menambahkan kekuatan pada lampu untuk bisa menyala dengan lebih cepat.  Kadang-kadang, ketidaktahuan adalah hal yang indah – terutama bila Anda “bodoh” melakukan sesuatu yang tidak mungkin. Sumber

Buang Kebiasaan Buruk

  • i
Ada cerita tentang seorang warga New York yang hidupnya selalu berputar dalam kesedihan. Jadi dia memutuskan untuk berkonsultasi dengan psikiater untuk membantunya berubah. Ia menemui seorang dokter di Park Avenue, masuk ke kantornya. Bukannya resepsionis yang ditemuinya, kantor itu memiliki dua pintu, yang satu bertuliskan “Pria” dan lainnya “Wanita”.


Ia masuk melalui pintu laki-laki dan tiba di dua pintu lagi, yang bertanda “ekstrovet” dan lainnya, “introvert”. Merasa ia seorang introvert, ia pikir ia harus melewati pintu itu. Kemudian ia menemukan dirinya menghadapi dua pintu lagi, yang bertuliskan “Ini dibuat sedikitnya $  20.000” dan lainnya “Ini dibuat kurang dari $ 20.000”. Ia memilih yang terakhir, karena ia merasa membuatnya kurang dari jumlah itu. Jadi ia masuk pintu itu dan menemukan dirinya kembali di Park Avenue.
Pelajaran dari kisah ini: Kita harus bertanggung jawab atas kehidupan kita sendiri. Tindakan, kebiasaan, membatasi diri berbicara, dan berpikir orang lain bertanggung jawab terhadap kita, menyebabkan kebuntuan. Sumber

Agama Apa Yang Terbaik?

  • i

Dalam sebuah diskusi religi dan kebebasan, Leonardo Boff, tokoh Teologi Pembebasan Amerika Latin, duduk bersama Dalai Lama, peraih Nobel Perdamaian dan pemimpin agama Buddha. Saat diskusi rehat, Leonardo Boff berbicang-bincang dengan Dalai Lama.
"Agama apa yg terbaik?" tanya Boff.
Dalai Lama menjawab sambil tersenyum, menatap Boff secara langsung, yang mengejutkan Boff karena pertanyaan itu seperti terselip maksud jahat. Boff mengira bahwa jawabannya adalah Buddha atau agama oriental yang lebih tua dari Kristiani.
"Agama yang paling baik adalah agama yang membawamu dalam jarak terdekat dengan Tuhan. Agama yang membuatmu menjadi orang yang lebih baik."
Untuk menutupi perasaan malu karena jawaban yang sangat bijaksana, Boff bertanya, "Apa yang membuat saya menjadi lebih baik?"
"Apa pun yang membuatmu lebih berwelas asih, lebih masuk akal, lebih terlepas, lebih mencintai, lebih memiliki rasa kemanusiaan, lebih bertanggung jawab, lebih etis. Agama yang melakukan semua itu terhadapmu adalah agama terbaik."
Leonardo Boff seketika terdiam dan mengagumi jawaban itu. Sekarang ia lalu memikirkan jawaban yang bijaksana dan tak terbantahkan.
Dalai Lama melanjutkan, "Temanku, saya tidak tertarik tentang agamamu atau apakah kamu beragama atau tidak. Apa yang penting untukku adalah tingkah lakumu di hadapan rekan, keluarga, pekerjaan, komunitas Anda, dan di hadapan dunia. Ingatlah, semesta adalah gema dari tindakan dan pikiran kita.
"Hukum aksi dan reaksi tidaklah semata-mata untuk ilmu alam. Akan tetapi juga hubungan antarmanusia. Jika saya berbuat kebaikan, saya akan menerima kebaikan. Jika saya berbuat kejahatan maka saya akan mendapatkan kejahatan.
"Apa yang kakek nenek ajarkan pada kita adalah murni kebenaran. Kamu akan selalu mendapatkan apa yang kamu inginkan untuk orang lain. Menjadi bahagia bukanlah takdir. Akan tetapi adalah masalah pilihan.
"Berhati hatilah akan pikiranmu karena mereka akan menjadi perkataan. Berhati-hatilah pada perkataanmu karena mereka akan menjadi tindakan. Berhati-hatilah pada tindakanmu karena mereka akan menjadi kebiasaan. Berhati-hatilah pada kebiasaanmu karena mereka akan membentuk karaktermu. Berhati-hatilah pada karaktermu karena akan membentuk nasibmu, dan nasibmu adalah hidupmu."
Dalai Lama kemudian mengakhiri perbincangan itu dengan berkata, "Tak ada agama yang lebih tinggi dari Kebenaran."  Sumber

Kita Kaya Karena Bergembira

  • i

Seorang kikir menyembunyikan emas di bawah pohon dalam tamannya. Setiap minggu ia menggalinya dan memandanginya berjam-jam. Pada suatu hari seorang pencuri menggalinya dan membawanya lari. Ketika si kikir itu datang lagi untuk memandangi harta kekayaannya, yang ia temukan hanyalah lubang yang kosong.
Orang itu mulai meraung-raung karena sedih, sehingga tetangga-tetangganya datang berlarian untuk melihat apa yang terjadi. Ketika mereka tahu masalahnya, salah seorang dari antara mereka bertanya, “Apakah engkau sudah pernah menggunakan emas itu?”
“Belum,” kata si kikir. “Saya hanya memandanginya setiap minggu.”
“Baiklah, kalau demikian,” kata tetangga itu, “demi kepuasan yang sudah diberikan oleh emas itu, engkau dapat juga datang setiap minggu untuk memandangi lubang itu.”
Kita menjadi kaya atau miskin tidak karena uang tetapi karena kemampuan kita untuk bergembira. Berjuang keras untuk mencari kekayaan dan tidak mempunyai kemampuan untuk bergembira sama saja dengan orang botak yang berjuang untuk mengumpulkan sisir. Sumber

Berbagi Kelimpahan

  • i

Ketika Hannah berusia 14 tahun, berkendara dengan orangtuanya menjadi pengalaman yang mengubah hidupnya. Di satu sisi jalan Hannah melihat seorang pria tunawisma dengan tanda meminta makanan, di sisi lain jalan seorang pria kaya mengendarai Mercedes.
Hannah tergerak oleh kesenjangan yang ada dan percaya bahwa keluarganya bisa melakukan sesuatu untuk membuat perbedaan di dunia ini. Keluarga itu sudah aktif dalam berbagai komunitas dan organisasi nirlaba. Tapi, ketika dia meminta orangtuanya untuk menjual rumah keluarga dan menyumbangkan sebagian uangnya untuk amal, mereka tidak begitu yakin.
Remaja ini bertekad agar keluarganya membagi sebagian kekayaan mereka untuk meningkatkan kehidupan orang lain. Dia berargumen bahwa 604 meter persegi rumah mereka terlalu besar untuk keluarga mereka yang terdiri atas empat orang. Tahun berikutnya, bersama dengan kakaknya, keluarga mendiskusikan ide Hannah dan ditimbang-timbang pilihan mereka.
Pada akhrnya, keluarga memutuskan untuk menurunkan ukuran. Mereka menjual rumah mereka dan pindah ke rumah yang lebih kecil. Mereka menyumbangkan setengah uang dari penjualan rumah mereka untuk sebuah organisasi yang membantu desa-desa di negara berkembang menjadi mandiri. Selama beberapa tahun ke depan, kontribusi amal mereka membantu untuk membangun pabrik dan pusat-pusat infrastruktur untuk sekitar 40 desa.
Bagi Hannah, salah satu bagian terbaik dari upaya kedermawanan keluarganya adalah kesempatan melakukan perjalanan ke beberapa daerah tempat sumbangan mereka dipergunakan. Ia melihat, orang-orang dari desa-desa terpencil memiliki rumah kecil tetapi sangat bahagia. Ini kontras dengan orang-orang yang lebih makmur yang dia tahu ketika kembali ke rumahnya tampak selalu tidak bahagia.
Rencana Hannah kembali mendapat manfaat tambahan. Ini membawa keluarga mereka semakin dekat dan membuat mereka menyadari, hal yang paling penting dalam hidup bukanlah ‘sesuatu’, tetapi cinta, kepercayaan, rasa hormat, dan kebersamaan sebagai bagian dari keluarga. (*) Sumber

Cinta, Jangan Menghakimi

  • i

Saat kuliah, Stacy bekerja di salah satu kafetaria kampus untuk membantu uang kuliahnya. Hazel telah bekerja di kafetaria itu selama hampir 20 tahun dan mengajak Stacy berkeliling sekitar kafetaria.
Sejak awal, Stacy tahu kalau mereka berdua akan sulit berhubungan. Hazel selalu bermuka masam. Tak satu pun yang dilakukan Stacy benar.
“Tidak, tidak, tidak, Kau harus melakukannya dengan cara ini!” bentak Hazel setiap kali Stacy menumpuk nampan atau membuat kopi dalam teko kopi.
Setelah seminggu bekerja dengan Hazel, Stacy merasa sudah waktunya berhenti. Namun, ia teringat yang pernah dikatakan pendetanya, tentang mengasihi orang-orang yang marah kepadamu, dan bukan menghakimi mereka.
Ketika Stacy kembali bekerja keesokan harinya, ia mengabaikan perilaku Hazel. Sebaliknya, ia menyambut Hazel dengan sopan dan bertanya bagaimana yang ia lakukan. Dia meminta saran kepada Hazel bagaimana cara terbaik menyelesaikan tugas-tugasnya. Ketika ia tahu Hazel sedang berulang tahun, ia membelikan Hazel buket kecil bunga.
Setelah beberapa saat, Hazel mulai bercerita tentang hidupnya. Ia baru saja menjanda dengan seorang anak remaja. Anaknya mulai bertingkah di luar kebiasaan hingga membuatnya sedih dan akhirnya bermasalah dengan hukum. Hazel juga bertanggung merawat ibunya yang sudah tua. Itu adalah masa sulit baginya.
Sejak itu, Stacy dan Hazel berteman baik.
“Saya pikir Anda tidak datang hari ini,” kata Stacy saat Hazel muncul terlambat saat pergantianshift.
“Saya hanya ingin mengucapkan selamat tinggal,” kata Hazel. “Saya menerima pekerjaan lain dengan pembayaran sedikit lebih tinggi. Kamu pasti tahu kalau saya memerlukannya.”
Ia memeluk Stacy cepat dan berjalan pergi sebelum Stacy mengucapkan salam perpisahan.
Stacy tidak pernah bertemu lagi dengan Hazel setelah hari itu. Ia tidak mengetahui lagi kabar Hazel apakah sudah semakin membaik. Ia ingat, bagaimana, pada awalnya, mereka sepertinya ditakdirkan tidak akan berteman lama. Ia hanya berharap Hazel bahagia dan setidaknya memiliki satu teman baik, di mana pun ia berada. Teman adalah salah satu yang kita butuhkan. (*) Sumber

Tinggalkan Kegagalan Masa Lalu di Belakang

  • i

Dalam bukunya, Never Fly Solo (MCGraw – Hill), Rob ‘Waldo’ Waldman berbagi pelajaran berharga saat ia belajar tentang hidup dan bekerja selama bertahun-tahun sebagai pelatih dan pilot di Angkatan Udara.
Tepat sebelum ia menyelesaikan pelatihan pilotnya, Waldman merasa buntu otaknya. Meskipun ia berhasil dalam berbagai manuver penerbangan, ia diliputi kekhawatiran atas ujian penerbangan terakhirnya. Ia lupa mematikan lampu roda-roda pendaratan setelah lepas landas.
Jika lampu menyala selama penerbangan, maka akan mudah rusak karena kecepatan pesawat jet tersebut. Bila lampu rusak maka akan membutuhkan biaya ribuan dolar untuk perbaikan. Padahal mereka diharapkan menjaga barang berharga pada semua peralatan.
Semua ini membebani pikiran Waldman, saat ia mempersiapkan penerbangan ketiga dan terakhir.  Jika ia mengingat yang satu ini, ia akan gagal dalam pelatihan dan harus meninggalkan segala kerja keras yang telah dilakukannya.
Meskipun penerbangan sebelumnya telah dilakukannya bersama dengan instruktur penerbangannya, ini merupakan penerbangan terakhir bersama dengan komandannya, Mayor Free. Yang utama adalah sungguh-sungguh mengikuti simulasi pertempuran. Ketakutan melanda hati Waldman dan membuatnya ragu karena ia harus bersanding dengan orang sekaliber komandannya.
Ketika Mayor Free memasuki ruangan, Waldman berdiri tegak dan memberi hormat. Berpikir yang terburuk, ia menguatkan dirinya untuk setiap komentar yang akan diberikan kepadanya.
Mayor yang berbadan lebih besar dari Waldman sekilas berkata, “Ok, Waldo ini adalah hari baru, jet baru. Apakah kau siap melewati penerbangan ini, atau apa?” Kemudian, dia tersenyum dan menjabat keras tangan Waldman.
Kata-kata dan sikap sederhana inilah yang membantu Waldman melepaskan kesalahan masa lalu dan menimbulkan kembali rasa kepercayaan dirinya yang ia butuhkan untuk menghadapi tantangan yang akan dihadapinya.
Kita semua pernah membuat kesalahan, dan beberapa bisa menjadi kenyataan yang indah, tapi, ingatlah, setiap hari adalah kesempatan baru untuk membuktikan nilai dan mencapai tujuan Anda. (*) Sumber

Lakukan Kebaikan Tanpa Pamrih

  • i

Dalam The Power of Kindness (Penguin), psikoterapis dan filsuf Piero Ferrucci menceritakan kesulitan yang ditemuinya justru setelah ia melakukan perbuatan baik.
Saat hujan badai, Ferrucci menawarkan tumpangan kepada seorang wanita yang tampaknya kesulitan memperoleh angkutan. Meski harus kehilangan waktu, Ferrucci menawarkan untuk mengantarkan wanita tersebut pulang dengan aman ke rumahnya. Namun ketika sudah mengantarkan wanita itu ke rumahnya, mobilnya mogok saat ia akan pulang ke rumah.
Sekarang, malah Ferrucci yang "terdampar" di hujan deras. Terpaksa ia meninggalkan mobilnya dan berjalan kaki menuju rumahnya. Ia berencana mengambil mobilnya esok harinya. Apa yang terjadi esok harinya? Ternyata mobilnya telah memblokir jalan sepanjang malam itu. Seseorang tampaknya marah hingga mengempeskan salah satu ban mobilnya. Masalah lagi datang!
Ketika ke bengkel, ternyata mekaniknya cukup sibuk hari itu. Alhasil, perbaikan mobilnya memakan waktu lebih lama dari biasanya. Saat sedang menunggu perbaikan mobilnya, rekan bisnisnya menghubunginya untuk persoalan bisnis yang penting. Sayangnya, karena belum siap Ferrucci melepaskan kesempatan itu.
"Biaya" atas kebaikan yang dilakukan Ferruci ternyata malah membuatnya kehilangan bisnis, biaya perbaikan yang tak terduga, serta waktu yang hilang. Apakah Ferruci menyesal?
Memilih untuk bertindak dengan belas kasih berarti melakukan hal yang benar, pada saat yang tepat, tanpa berharap keuntungan pribadi. Ini semacam altruisme, sifat mementingkan kepentingan orang lain, yang berarti bahwa kita bersedia untuk berbagi karunia diri tanpa memikirkan semua biaya. Namun, ada hadiah yang akan kita dapatkan: pada akhirnya, kemurahan hati kita akan menghubungkan kita dengan lebih banyak orang lain dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. (*) Sumber

Lihat Kedalam Sebelum Menilai

  • i

Lihatlah ke dalam diri sendiri sebelum kita bisa menilai keburukan orang lain. Kira-kira demikian yang bisa disimpulkan dari kisah yang ditulis oleh Anthony de Mello, dalam The Prayer of The Frog berikut ini.
Tiga orang anak yang dituduh telah mencuri buah semangka dibawa ke pengadilan dan menghadap hakim dengan perasaan takut. Mereka berpikir akan menerima hukuman berat karena hakim itu dikenal sebagai orang yang sangat keras.
Akan tetapi, meski berpembawaan keras ternyata hakim itu juga seorang pendidik yang bijaksana. Dengan satu ketokan palu ia berkata, “Kalau di sini ada orang yang ketika masih anak-anak belum pernah mencuri buah semangka, silakan tunjuk jari.” Ia menunggu. Para pegawai pengadilan, polisi, pengunjung – dan hakim sendiri – tetap meletakkan tangan mereka di meja mereka.
Ketika sudah puas melihat bahwa tidak ada satu jari pun yang diangkat dalam sidang itu, hakim itu berkata, “Perkara ditolak.”  Sumber

Menang Karena Gigih

  • i

Siapa pun ingin menjadi seorang pemenang. Seorang pemenang menyukai sebagian besar kesuksesan mereka yang datang sebagai imbalan atas kegigihan mereka menyelesaikan tugas sampai selesai. Sungguh menakjubkan betapa banyak kelemahan dan kekurangan dapat diatasi jika Anda gigih.
Kegigihan tidak diwariskan. Ini adalah soal pikiran - sikap. Oleh karena itu, kegigihan itu dapat berkembang.
Langkah pertama adalah mengetahui apa yang kita inginkan. Jika hanya memiliki gagasan yang tidak jelas, maka kita pun akan mudah menyerah. Miliki tujuan yang jelas, keinginan yang terus menerus untuk mencapai hal itu, dan rencana yang diikuti tindakan yang pasti untuk meraihnya.
Kita juga harus memiliki iman dalam diri. Jika yakin berhasil dalam tugas yang telah kita tentukan untuk diri sendiri, kegagalan sepanjang jalan tidak akan menyebabkan kita menyerah. Jarang sekali untuk mencapai tujuan tanpa tersandung di sepanjang jalan, namun iman dalam diri kita memungkinkan kita untuk bangun dan terus berjalan.
Ketika sedang mengembangkan rencana, luangkan waktu untuk meneliti kembali sehingga kita memiliki keyakinan bahwa pendekatan yang kita lakukan akan berhasil. Ketika tahu rencana kita karena berdasarakan pengetahuan yang akurat, apakah pengetahuan itu berasal dari buku, pengalaman, atau pengamatan, lebih mudah untuk bertahan ketika kita tahu kita sudah benar.
Yang penting adalah, untuk menaatinya. Jurnalis Amerika, Jacob Riss A., pernah mengatakan, “Ketika sepertinya tidak ada yang membantu, aku pergi dan melihat seorang pemahat batu sedang memahat batu, mungkin seratus kali tanpa retak banyak di dalamnya. Namun, seratus dan pahatan pertama pasti akan terbelah dua, dan aku tahu itu bukanlah pahatan terakhir yang dilakukannya, tetapi semuanya pasti telah dilakukan sebelumnya. Hingga ia berhasil membuat pahatan sempurna.” (*) Sumber

Cinta Sejati Dari Hati

  • i

Suatu hari, seorang pemuda dan pemudi jatuh cinta. Sayang, si pemuda berasal dari keluarga miskin. Orangtua si pemudi kurang begitu berkenan. Oleh karena itu, pemuda tadi tak hanya merayu si pemudi, namun juga "merayu" kedua orangtuanya. Sampai suatu hari, orangtua si pemudi melihat bahwa pemuda tadi cocok untuk putrinya.
Namun ada satu persoalan: pemuda itu seorang tentara. Segera, begitu pecah perang ia pun dikirim ke medan perang. Seminggu sebelum pemuda tadi maju ke medan perang ia bertanya ke gadisnya, "Maukah kamu menikah denganku?" Sambil menghapus air mata bahagia, pemudi tadi mengiyakan permintaan si pemuda. Mereka pun bertunangan dan berjanji untuk menikah begitu ia pulang setahun kemudian.
Sayang, sebuah tragedi terjadi. Tak seberapa lama pemuda tadi pergi, si pemudi mengalami kecelakaan mobl. Tabrakan yang hebat. Ketika ia bangun di rumah sakit, ia melihat ayah dan ibunya menangis. Segera ia sadar. Ada sesuatu yang salah yang terjadi!
Pemudi tadi kemudian tahu akibat dari kecelakaan yang dialaminya. Salah satu bagian dari otak yang mengontrol otot-otot wajahnya terluka. Wajahnya menjadi tak berbentuk. Ia menjerit histeris begitu melihat wajahnya di cermin. "Kemarin saya adalah seorang gadis cantik. Sekarang saya seperti monster." Tubuhnya juga penuh dengan bekas-bekas luka.
Oleh karena ia memutuskan untuk melupakan janji tunangannya. Ia sadar bahwa kekasihnya tak akan menerima dirinya. Ia mencoba melupakan dan tidak akan pernah bertemu dengan kekasihnya.
Selama hampir setahun itu, kekasihnya yang berada di medan perang menulis banyak surat untuknya. Namun tidak pernah dibalasnya. Begitu dengan panggilan tak terjawab tidak ditanggapinya.
Setelah setahun berlalu, ibu pemudi tadi mengetuk kamar anak gadisnya. "Ia telah kembali dari medan perang!"
Si pemudi langsung berteriak, "Tidak! Jangan katakan kondisiku kepadanya. Jangan bilang saya ada di sini!"
Ibunya berkata, "Ia akan menikah." Lalu diberikannya kartu undangan pernikahan itu. Gadis itu sedih. Ia tahu, cintanya masih untuk si pemuda itu. Namun ia sudah berusaha melupakan dia. Dengan kesedihan yang mendalam, ia membuka kartu undangan itu.
Hatinya terkejut! Namanya ada di sana! Kebingungan ia bertanya ke ibunya, "Apa yang terjadi?"
Seketika pemuda tadi masuk ke ruanan dengan sebuket bunga. Ia berlutut dan mengulang janji setahun silam, "Maukah kamu menikah denganku?"
Gadis itu menutupi wajahnya sambil berkata, "Saya jelek sekarang!"
Pemuda itu berkata, "Tanpa izin dari kamu, Ibumu mengirimkan fotomu setelah kecelakaan itu. Ketika memandangnya saya menyadari, tak ada yang berubah. Kamu masih gadis yang membuatku jatuh cinta. Kamu masih secantik yang dulu. Karena aku cinta kamu!" Sumber

Sukses Bukan Soal Menang

  • i

Seorang wanita sedang makan siang di sebuah kafe kecil, ketika duduk di samping mejanya sebuah keluarga sedang merayakan pertandingan basket putera mereka. Percakapan mereka begitu menarik hingga membuat wanita itu ikut bergabung. “Kamu pasti sedang merayakan kemenanganmu,” katanya.
Anak laki-laki itu menyeringai. “Tidak, kami kalah 20 poin. Tim lain memiliki pertahanan bagus. Kami hanya mampu memasukkan satu bola.”
“Apakah kamu yang memasukannya?” tanya wanita itu.
Dengan mulut penuh dengan kue dan es krim, anak laki-laki itu menggelengkan kepalanya. Ayah dan ibunya memeluk anak laki-laki itu dan berkata, “Kau mengagumkan.” Wanita di meja depan itu mengusap dagunya.
Melihat wanita itu bingung, anak laki-laki itu berkata, “Pada pekan lalu, sepanjang permainan aku bisa melempar bola sembilan kali ke keranjang, tapi terlalu pendek, jadi tidak masuk. Minggu ini aku melempar delapan kali dan tiga di antaranya hanya mengenai lingkaran keranjang. Ayah bilang, aku mengalami kemajuan.“
Jadi, kesuksesan seseorang bukanlah karena ia memenangkan pertandingan. Tapi lebih dari sekadar bagaimana kemajuan yang diperoleh dari latihan-latihan yang dilakukannya. Sumber

Tidak Ada Salahnya Bertanya

  • i

Pernahkah Anda takut untuk meminta sesuatu yang benar-benar Anda inginkan karena Anda pikir itu terlalu aneh?
Seorang guru kelas lima di Michigan benar-benar menyuruh siswanya untuk menulis surat ke pebisnis lokal dan membuat permintaan “keterlaluan”. Maksudnya sang guru adalah untuk mengajari anak-anak bisa menulis surat bisnis yang menyenangkan. Surat-surat tersebut harus meliputi sesuatu yang pribadi tentang siswa dan penjelasan proyek, bersama dengan permintaan mereka.
Anehnya, para siswa mendapatkan apa yang mereka minta! Pebisnis itu telah menanggapi surat dengan menyumbangkan susu untuk seumur hidup mereka dan pasokan kentang goreng. Tentu saja para siswa bersenang-senang menyelesaikan tugas menulis itu. Tapi, mereka juga dapat pelajaran tentang ini: Tidak peduli seberapa keterlaluan keinginan kita, tidak ada salahnya untuk bertanya. Sumber