Diam itu emas.. pepatah lama itu sudah tidak berlaku lagi. Tidak selamanya diam menjadi emas, karena diam membuat orang lain bertanya-tanya apa yang Anda rasakan, apa yang Anda pikirkan. Jangan buat orang lain menebak-nebak isi hati Anda dengan diam, karena diam tidak memecahkan masalah apapun.
Inilah kisah singkat sahabat-sahabat kami:
"Saya selalu berpikir bahwa hubungan asmara yang sempurna adalah hubungan yang tanpa diwarnai pertengkaran. Karena itu, saya lebih sering diam walaupun hati saya kesal dengan sang pacar, saya juga sering diam saat dia bertanya apakah saya baik-baik saja, saya juga lebih banyak diam saat cemburu melihat dia menatap perempuan lain. Bukan hubungan sempurna yang saya dapat, justru hati ini rasanya remuk karena saya terlalu banyak diam. Akhirnya saya coba pelan-pelan belajar mengungkapkan apa yang saya rasakan. Memang sih, kadang ada pertengkaran dalam hubungan kami. Tapi itu justru jadi kunci pembelajaran mengenal karakter, dan saya juga lega karena tidak harus diam memendam apa yang saya rasakan," - Ivo, 24 tahun
"Nggak apa-apa ya laki-laki curhat di Vemale. Saya sering heran, kenapa wanita suka memendam perasaannya. Jika saya tanya "Sayang, kamu kenapa?" kekasih saya seringkali menggeleng dan bilang "Tidak apa-apa," tapi beberapa menit kemudian dia ngambek bahkan menangis karena saya dianggap tidak mengerti dirinya. Saya kan bingung, saya tidak bisa membaca isi hati dan pikirannya. Bagaimana saya tahu ada yang tidak beres kalau yang bersangkutan selalu diam. Jadi saran saya, katakan saja apa yang Anda rasakan, jangan buat kami menduga-duga, kami ini bukan paranormal yang bisa membaca pikiran," - Dendy, 26 tahun.
"Mungkin karena saya ini pemalu dan agak tertutup, saya jarang sekali bersuara, termasuk di kantor. Ada hal-hal yang seringkali saya takutkan, takut salah ngomong, takut ide saya terdengar konyol, bahkan kadang takut menyanggah saran rekan kerja yang lain. Semua itu membuat saya tidak berkembang, karena atasan saya tidak bisa melihat potensi dan kemampuan saya, sedangkan teman-teman saya yang berani berbicara mulai naik jabatannya. Melihat hal itu, saya tidak lagi percaya semua diam itu emas. Saya mulai belajar berani mengeluarkan pendapat. Syukurlah, walaupun tidak semua ide saya bisa diterima atasan, setidaknya saya lebih terbuka dan seperti tidak menanggung beban apapun," - Fika, 25 tahun
Ada waktunya Anda diam untuk berpikir, tapi biarkan orang lain tahu apa yang ada dalam kepala dan hari Anda. Katakanlah.. karena menyembunyikan perasaan hanya akan menyiksa diri sendiri. Ingat, orang lain tidak bisa membaca pikiran Anda, jadi cara terbaik adalah mengutarakannya. Sumber
1 comments:
elvante
Posting Komentar