Hidup ini sebuah pilihan, begitu orang mengatakannya. Ketika kita sudah memilih, maka kita harus konsekuensi terhadap pilihan itu. Apa pun yang terjadi, baik atau buruknya.
Kisah berikut ini, mungkin bisa dijadikan renungan pagi ini.
Ada anak Indian yang ingin menjadi seorang pahlawan maka setiap hari ia berguru pada ayahnya yang melatihnya berburu dan memanah.
Akhirnya tibalah saat pelajaran menarik anak panah. Pelajaran ini, di samping membutuhkan keterampilan, menuntut kesabaran yang tinggi. Yang paling sulit adalah menentukan kayu yang tepat dari pohon yang cocok untuk dibuat busur dan anak panah. Karena itu, pelajaran pertama adalah memilih dan menebang kayu. Ayahnya memberi dua syarat. Pertama, sekali ia melampaui sebuah pohon, tidak boleh kembali lagi untuk menelitinya. Kedua, sekali ia menjatuhkan keputusan, tidak boleh mencabutnya kembali.
Pagi-pagi sekali anak itu berangkat dan mencari pohon yang tepat. Ia meneliti setiap batang dari satu pohon ke pohon yang lain. Tanpa disadarinya, sampailah ia pada batas pohon. Pohon-pohon semakin jarang. Ia harus segera membuat keputusan! Satu pohon ditebangnya……
Ketika ia pulang sambil membawa tebangan pohon muda, ayahnya memberitahu bahwa itu bukan pohon yang terbaik. Sang ayah meminta anaknya untuk menceritakan pengalamannya. Anak itu mengatakan kepada ayahnya, “Pak, saya belajar bahwa sekali saya menjatuhkan pilihan, saya tidak dapat mencabutnya kembali.”
Mungkin pilihan yang telah kita ambil dalam hidup memang bukan yang paling baik. Bagaimanapun juga, kita sebaiknya hidup dari dan sesuai dengan apa yang telah kita pilih.
Sumber: http://intisari-online.com
Kisah berikut ini, mungkin bisa dijadikan renungan pagi ini.
Ada anak Indian yang ingin menjadi seorang pahlawan maka setiap hari ia berguru pada ayahnya yang melatihnya berburu dan memanah.
Akhirnya tibalah saat pelajaran menarik anak panah. Pelajaran ini, di samping membutuhkan keterampilan, menuntut kesabaran yang tinggi. Yang paling sulit adalah menentukan kayu yang tepat dari pohon yang cocok untuk dibuat busur dan anak panah. Karena itu, pelajaran pertama adalah memilih dan menebang kayu. Ayahnya memberi dua syarat. Pertama, sekali ia melampaui sebuah pohon, tidak boleh kembali lagi untuk menelitinya. Kedua, sekali ia menjatuhkan keputusan, tidak boleh mencabutnya kembali.
Pagi-pagi sekali anak itu berangkat dan mencari pohon yang tepat. Ia meneliti setiap batang dari satu pohon ke pohon yang lain. Tanpa disadarinya, sampailah ia pada batas pohon. Pohon-pohon semakin jarang. Ia harus segera membuat keputusan! Satu pohon ditebangnya……
Ketika ia pulang sambil membawa tebangan pohon muda, ayahnya memberitahu bahwa itu bukan pohon yang terbaik. Sang ayah meminta anaknya untuk menceritakan pengalamannya. Anak itu mengatakan kepada ayahnya, “Pak, saya belajar bahwa sekali saya menjatuhkan pilihan, saya tidak dapat mencabutnya kembali.”
Mungkin pilihan yang telah kita ambil dalam hidup memang bukan yang paling baik. Bagaimanapun juga, kita sebaiknya hidup dari dan sesuai dengan apa yang telah kita pilih.
Sumber: http://intisari-online.com
0 comments:
Posting Komentar