Beberapa orang bertanya kepada Sang Guru, apa yang dia maksudkan sebagai “perbuatan tanpa pamrih.” Ia menjawab, “Perbuatan yang dicintai dan dilakukan demi perbuatan itu sendiri, tidak demi pengakuan atau keuntungan atau hasil.” Kemudian ia menceritakan tentang seseorang yang disewa oleh seorang peneliti. Orang itu dibawa ke halaman belakang dan diberi sebuah kapak.
“Apakah kamu melihat batang pohon yang terletak di sana itu? Saya ingin agar kamu memotongnya. Syaratnya, kamu hanya boleh menggunakan bagian punggung dari kapak itu, bukan bagian yang tajam. Kamu akan mendapatkan Rp 1 juta per jam untuk itu.”
Orang itu berpikir bahwa peneliti itu sinting, namun upahnya menggiurkan, maka mulailah ia bekerja.
Dua jam kemudian ia datang dan berkata, “Pak, saya berhenti saja.”
“Ada apa? Bukankah kamu suka bayaran yang akan kamu peroleh? Saya akan melipatgandakan upahmu!”
“Tidak, terima kasih,” kata orang itu. “Bayarannya baik. Tetapi kalau saya memotong kayu, saya harus melihat kepingan-kepingan kayu beterbangan.” (Berbasa-basi Sejenak) intisari
9 Mar 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar