Adalah sebuah kisah yang menceritakan kehidupan dari tiga makhluk yang sangat bersahabat satu sama lain. Mereka adalah si KKS: Kura-kura, Kodok, dan Kaki Seribu. Mereka adalah sobat karib, yang selalu kompak dan serasi. Setiap berjumpa dan berpisah mereka berseru: KKS, yes!
Suatu hari, Kura-kura membuat pesta kecil-kecilan pada hari ulang tahunnya. Dia hanya mengundang dua sobat karibnya itu. Mereka sangat senang, ngobrol, makan, minum, bergurau, dan banyak lagi yang mereka lakukan bersama. Sekarang tibalah mereka pada acara tiup lilin dan potong kue tart dengan tulisan KKS. Tiba-tiba si Kodok tersadar, “Lo, Ra, koreknya mana? Kamu kan mesti tiup lilin?”
Kura-kura juga baru ingat bahwa dia lupa beli korek api, “Iya, ya… maaf aku lupa tidak sediakan korek. Soalnya tadi belanja di mall, sulit dapat korek. Kalau begitu kamu saja yang beli Dok, warungnya dekat kan?”
“Lo kok aku sih? Kan tuan rumahnya, kamu Ra...” jawab Kodok menolak.
“Iya sih, tapi kan aku jalannya lambat dan santai. Kalau kamu kan bisa cepat dan dari jauh udah bisa beri isyarat kalau dapat atau tidak,” sahut Kura-kura.
“Ah, tidak bisa begitu dong. Aku 'kan undanganmu. Lagian kalau soal cepat, pasti si Kaki Seribu lebih cepat dari aku. Kakinya aja ada seribu!”
“Oh, iya ya. Kamu aja deh yang pergi, temanku Kaki Seribu ....”
“Kok jadi aku sih?” Kaki Seribu bermaksud menolak.
Akhirnya si Kaki Seribu pergi juga membeli korek api.
Si Kodok dan Kura-kura menunggu, sambil bercerita tentang apa saja. Mereka tertawa, gembira, dan saling bercanda. Lima menit menunggu, Si Kaki Seribu belum datang juga. Sepuluh menit. Dua puluh menit. Satu jam … Ternyata sampai tiga jam sang Kaki Seribu belum nongol juga.
“Kok teman kita Kaki Seribu belum datang juga ya? Jangan-jangan dia mengalami kecelakaan di jalan, patah kaki separuh?” cemas Kodok.
“Iya nih, aku jadi kuatir, kita susul aja yuk,” ajak Kura-kura.
Saat si Kura-kura membuka pintu ternyata si Kaki Seribu sudah berada di depan pintu.
“Nah, ini dia!” kata Kura-kura.
“Iya nih dari tadi ditunggu. Sampai capek yang nunggu. Mana korek apinya?”
Kaki Seribu hanya bisa menjawab, “Boro-boro korek api.. Jalan saja belum..”
“Belum jalan? Memangnya dari tadi ngapain aja?” tanya teman-temannya.
Jawab Kaki Seribu, “Yeee… kamu enggak lihat nih, aku lagi pakai kaos kaki, belum sepatunya!”
Setiap manusia mempunya suatu ‘kelebihan’ dalam dirinya. Entah berupa kecantikan atau ketampanan wajah, keindahan badan, keindahan bentuk mata/hidung/alis/bibir, atau masih banyak yang lainnya. Atau mungkin juga kelebihan dalam hal kepandaian, menari, menyanyi, dan kepandaian lainnya.
Akan tetapi satu yang perlu diingat, setiap kelebihan juga sekaligus merupakan ‘kekurangan’ kita. Bila tidak berhati-hati dalam menjaga dan menggunakannya. Syukurilah apa yang menjadi kelebihan dalam diri kita. Kita jaga baik-baik, agar kelebihan kita dapat dipakai dengan benar. Dapat menjadi berkat untuk kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Sumber
26 Mei 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar