Di tengah hutan tumbuhlah pohon jati dan ilalang. Pohon jati selalu menyombongkan diri sebagai tanaman yang kuat dan kokoh.
“Betapa malang nasibmu, ilalang. Karena tiupan angin kecil pun engkau terombang-ambing. Lain halnya diriku. Tubuhku begitu kuat dan akarku menancap ke dalam tanah sehingga aku tidak mudah diombang-ambingkan keadaan,” kata pohon jati.
Angin bertiup makin kencang. Ilalang tampak merunduk-runduk, seperti nyaris terkapar, sedangkan pohon jati menjulang kokoh tegap.
“Ilalang, engkau sudah terkapar. Kasihan kau. Hahaha ..!”
Angin tiada henti, bahkan semakin kencang. Lalu, dalam sekejap angin telah berubah menjadi topan badai yang ganas. Banyak pohon bertumbangan. Angin bertambah kuat sampai suatu ketika, pohon jati yang perkasa itu pun tak mampu menahan tubuhnya. Ia tumbang beserta akar-akarnya.
Setelah badai reda, hutan itu berantakan karena pepohonan yang berserakan. Di sela-sela itu tampak ilalang basah kuyup dan kelelahan namun berdiri tegak!
Kita hidup sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dalam hidup kita bekerja sama dan melawan. Siapa yang bekerja sama dengan situasi, tak akan terhanyutkan oleh keadaan. Siapa yang melawan dengan mengandalkan kekuatannya sendiri, akan mengalami kehancuran. Seni hidup ialah mengetahui kapan saatnya harus bekerja sama dan kapan harus melawan. (Merenung Sambil Tersenyum) Sumber
6 Apr 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar