"Karena Tuhan tidak tidur. Di saat aku berusaha giat menggapai satu per satu mimpi, aku juga berdoa pada Tuhan, meminta apa saja yang kubutuhkan. Bukankah Tuhan memang melihat segala usaha hamba-hamba-Nya."
Aku seorang wanita berumur 29 tahun yang baru saja putus cinta, putus pekerjaan, dan putus hubungan dengan beberapa penerbit yang menolak naskahku. Selama 29 tahun aku hidup, percayalah, aku sudah kebal dengan banyak hal bertitel penolakan. Dan, itu membuat hidupku menjadi berwarna.
Kau tahu mengapa aku sangat bersemangat dalam menjalani hidup? Karena aku masih punya mimpi. Mimpi itu berupa harapan yang kugantungkan tinggi-tinggi pada langit. Ya, sesederhana itu prinsipku.
Menjadi seorang penulis kenamaan, lalu bertingkat menjadi editor in chief di sebuah penerbitan buku terkemuka, kemudian menikah dan bahagia dengan keluarga kecil. Ah, what a wonderful life, bukan? Tapi, yang perlu kau tahu, harapan itu tinggi, maka diperlukan banyak usaha untuk menggapainya. Dan, aku tengah berusaha untuk menaklukannya.
Berbagai penolakan kuterima dengan lapang. Karena aku yakin, suatu saat aku bisa menjadi seseorang yang kuat dan mendapatkan pengganti yang jauh dari sekadar layak. Dan, kau tahu apa yang kulakukan di tengah gempuran penolakan yang terjadi secara bersamaan tersebut?
Aku berusaha semakin giat. Berusaha memantaskan diri agar terpilih menjadi seorang istri yang taat, entah oleh siapapun nantinya. Berusaha menembus penerbit yang mampu dan mau menerbitkan naskahku dengan membiasakan menulis rutin. Dan, berusaha agar memenuhi syarat kualifikasi menjadi seorang pekerja, meski hanya bagian administrasi. Semuanya bermula dari nol, bukan?
Lalu, masa itu datang dengan cepat. Masa 'pembalasan', dimana aku mendapatkan buah dari ketiga penolakanku sekaligus. Masa dimana usahaku selama dua tahun memantaskan diri berbuah manis.
Aku dilamar seorang wartawan sebuah media massa terkenal yang juga mengantarkanku pada satu perusahaan penerbitan buku. Di sana, naskahku tak hanya dicetak sekali-dua, tetapi juga hingga cetakan kelima dalam kurun waktu lima bulan. Lalu pekerjaanku? Aku menikmati hidupku menjadi seorang penulis buku sekaligus editor freelance di sebuah penerbit buku. Ya, usahaku berbuah sangat manis.
Kau tahu mengapa? Karena Tuhan tidak tidur. Di saat aku berusaha giat menggapai satu persatu mimpi, aku juga berdoa pada Tuhan, meminta apa saja yang kubutuhkan. Bukankah Tuhan memang melihat segala usaha hamba-Nya?
Maka, jangan mudah putus asa ketika berbagai penolakan datang pada hidupmu. Karena, Tuhan melihatmu, melihat segala aksimu. Percayalah, Tuhan tidak tidur.Sumber
0 comments:
Posting Komentar