Subscribe:

Ads 468x60px

Pages

31 Mar 2012

Sayang Binatang

  • i

Adik Untung yang bungsu sedemikian menyayangi kelinci piaraannya. Suatu sore kelincinya keluar dari pagar rumah dan tertabrak sepeda motor hingga mati. Adik Untung menangis tersedu-sedu meratapi kematian salah satu kelinci kesayangannya itu. “Sudahlah Dik, sudah mati kok. Dimasak saja, dibikin sate yuk!” bujuk teman-temannya.
“Jangan! Kasihan!” jawab adik Untung sambil tersedu-sedu.
Teman-temannya ngotot untuk memintanya, tetapi adik Untung tetap pada pendiriannya. Adik Untung tidak peduli dengan omongan teman-temannya yang kecewa. Kelinci yang sudah mati pun lantas dibungkusnya dengan kain dan dikubur di kebun. Di atas “makamnya” ditaruh batu sebagai nisan. Bunga-bunga pun mulai ditaburkan di atas “makam” kelinci itu.
Karena jengkel pada adik Untung yang teguh melarang kelincinya dibikin sate, teman-temannya itu merencanakan untuk membongkar “makam” kelinci itu dan ingin memindah bangkai itu ke tempat lain. Untunglah ada seorang anak yang sangat keberatan terhadap rencana itu.
Hari  berikutnya, adik Untung yang bungsu bangun pagi-pagi dan langsung mengguyurkan air dan bunga mawar di atas “makam” kelinci itu! Melihat kejadian tersebut, Untung dan beberapa teman menjadi sungguh haru melihat tindakan itu.
Kasih sayang kerap kali membuat kita berani melakukan apa saja bagi yang kita sayangi dan kasihi. Kita membela mati-matian agar yang kita sayangi dan kasihi tidak diperlakukan semena-mena dan semau-maunya oleh orang lain yang hendak mencelakakannya. (Hidup Itu Lucu dan Indah) Sumber

0 comments:

Posting Komentar