Tidaklah Allah Swt memberi ujian dan cobaan melainkan hanya "sebatas" kemampuan kita. Tidak mungkin Dia memberi ujian yang melampaui kemampuan kita untuk menanggungnya. Tidak mungkin, kadang kita merasa sangat berat dalam menjalani hidup, sangat sulit dalam mencari rejeki, sangat terbebani dengan masalah-masalah yang menumpuk, sangat sarat dengan berbagai cobaan yang kita rasakan "menyempitkan" ruang gerak hidup kita,.... itulah adanya yang kita sering dan kerap kali rasakan.
Saya akan mengatakan bahwa hal itu memang sangat manusiawi, sangat wajar dan tidak mengada-ada, wajar karena sifat dasar manusia adalah berkeluh kesah.... tetapi ingat keluh kesah tidak akan menyelesaikan masalah sama sekali, bahkan seolah kita tidak diberi pertolongan oleh Allah Swt, mengeluh menyalahkan takdir, mengeluh menyalahkan nasib dan lain sebagainya. Disampaikan kepada manusia akan membuat manusia lain - yang sama menanggung beban - akan menyebabkan hilangnya rasa hormat dan rasa segan kepada orang yang suka mengeluh,... karena siapa sih yang senang mendengar keluhan ??? Tidak ada dan itu juga manusiawi,... jadi seberapa besar dan berat "cobaan dan ujian" kita sebaiknya kita sabar dan tabah, dengan tidak mengeluh,...kalau mau menangis dan memohonlah kepada Allah Swt, hindari mengeluh kepada manusia dan makhluk Allah Swt lainnya, tidak berguna dan bahkan membawa keburukan.
Solusi:
1. Secara logika orang yang bisa naik kelas atau lulus adalah yang "mengikuti" ujian.
2. Ujian diberikan sesuai kelasnya
3. Dengan ujian akan naik kelas atau lulus
4. Barang siapa yang menjalani ujian dengan sabar akan lulus dan yang mengeluh akan tidak lulus, apalagi yang tidak mau mengikuti aturan ujian pasti dikeluarkan.
5. Tidak semua orang mengikuti ujian.
6. Hanya orang pilihan yang mengikuti ujian.
Jadi mengapa harus mengeluh dengan semua yang Allah Swt uji-coba kan kepada kita, insyaallah kita mampu untuk melewati dan menghadapi sekaligus mengatasinya.
Hanya perkara waktu dan kesabaran, ditambah dengan jihad dan tawakkal.
Sesungguhnya sesudah kesukaran ada kemudahan, benar-benar sesudah kesukaran ada kemudahan, dan jika kamu telah menyelesaikan satu pekerjaan, maka kerjakanlah dengan sungguh sungguk pekerjaan lainnya, dan kepada Allah lah kamu hendaknya berharap.
(Qs-Alam Nasyrah)
Sungguh Nabi takjub (heran) dengan urusan orang mu'min.
Jika dia diberi kesusahan dan musibah ia bersabar, dan itu pahala baginya
Jika dia diberi kesenangan dia bersyukur dan itu pahala pula baginya.
jadi Allah Yang Maha Penyayang "TIDAK MUNGKIN" memberi cobaan dan ujian "diluar kemampuan kita",...
semoga bermanfaat
Saya akan mengatakan bahwa hal itu memang sangat manusiawi, sangat wajar dan tidak mengada-ada, wajar karena sifat dasar manusia adalah berkeluh kesah.... tetapi ingat keluh kesah tidak akan menyelesaikan masalah sama sekali, bahkan seolah kita tidak diberi pertolongan oleh Allah Swt, mengeluh menyalahkan takdir, mengeluh menyalahkan nasib dan lain sebagainya. Disampaikan kepada manusia akan membuat manusia lain - yang sama menanggung beban - akan menyebabkan hilangnya rasa hormat dan rasa segan kepada orang yang suka mengeluh,... karena siapa sih yang senang mendengar keluhan ??? Tidak ada dan itu juga manusiawi,... jadi seberapa besar dan berat "cobaan dan ujian" kita sebaiknya kita sabar dan tabah, dengan tidak mengeluh,...kalau mau menangis dan memohonlah kepada Allah Swt, hindari mengeluh kepada manusia dan makhluk Allah Swt lainnya, tidak berguna dan bahkan membawa keburukan.
Solusi:
1. Secara logika orang yang bisa naik kelas atau lulus adalah yang "mengikuti" ujian.
2. Ujian diberikan sesuai kelasnya
3. Dengan ujian akan naik kelas atau lulus
4. Barang siapa yang menjalani ujian dengan sabar akan lulus dan yang mengeluh akan tidak lulus, apalagi yang tidak mau mengikuti aturan ujian pasti dikeluarkan.
5. Tidak semua orang mengikuti ujian.
6. Hanya orang pilihan yang mengikuti ujian.
Jadi mengapa harus mengeluh dengan semua yang Allah Swt uji-coba kan kepada kita, insyaallah kita mampu untuk melewati dan menghadapi sekaligus mengatasinya.
Hanya perkara waktu dan kesabaran, ditambah dengan jihad dan tawakkal.
Sesungguhnya sesudah kesukaran ada kemudahan, benar-benar sesudah kesukaran ada kemudahan, dan jika kamu telah menyelesaikan satu pekerjaan, maka kerjakanlah dengan sungguh sungguk pekerjaan lainnya, dan kepada Allah lah kamu hendaknya berharap.
(Qs-Alam Nasyrah)
Sungguh Nabi takjub (heran) dengan urusan orang mu'min.
Jika dia diberi kesusahan dan musibah ia bersabar, dan itu pahala baginya
Jika dia diberi kesenangan dia bersyukur dan itu pahala pula baginya.
jadi Allah Yang Maha Penyayang "TIDAK MUNGKIN" memberi cobaan dan ujian "diluar kemampuan kita",...
semoga bermanfaat
Sumber: greycamel.blogspot.com
0 comments:
Posting Komentar